Jika ada yang tertarik padamu,
adalah itu karena silau oleh gemerlap palsu ‘jiwa’-mu. Tidaklah baik bagi
anjing nafsu ini untuk dimanjakan dan digosok dengan berbagai minyak. Selagi
kecil, kita lemah dan masa bodoh; waktu remaja, kita sibuk dalam pergulatan:
dan ketika usia tua berkuasa, nafsu pun loyo dan badan lemah. Karena
demikianlah hidup ini, maka bagaimana anjing ini akan mendapat perhiasan
sifat-sifat ruhani?
SEEKOR burung lain berkata pada
Hudhud, “‘Diriku musuhku sendiri; ada maling dalam diriku. Bagaimana dapat aku
menempuh perjalanan ini, yang terhalang oleh selera-selera jasmani dan anjing
nafsu yang tak mau tunduk? Bagaimana dapat aku menyelamatkan jiwaku? Serigala
yang berkeliaran mencari makan itu kukenal, tetapi anjing ini tak kukenal, dan
ia begitu menarik. Aku tak tahu di manakah aku dengan badan jasmani yang tak
setia ini. Akan dapatkah aku mengerti ini?”
Hudhud menjawab, “Dirimu sendiri
anjing tersesat, terinjak-injak kaki. ‘Jiwa’ yang kaumiliki bermata satu dan
juling; hina, kotor dan tak setia. Jika ada yang tertarik padamu, adalah itu
karena silau oleh gemerlap palsu ‘jiwa’-mu. Tidaklah baik bagi anjing nafsu ini
untuk dimanjakan dan digosok dengan berbagai minyak. Selagi kecil, kita lemah
dan masa bodoh; waktu remaja, kita sibuk dalam pergulatan: dan ketika usia tua
berkuasa, nafsu pun loyo dan badan lemah. Karena demikianlah hidup ini, maka
bagaimana anjing ini akan mendapat perhiasan sifat-sifat ruhani? Dari awal
hingga akhir kita hidup dengan masa bodoh, dan tak mendapatkan apa-apa. Sering
ada yang sampai pada akhir hidupnya hampa tanpa membawa apa-apa dalam dirinya
kecuali nafsu akan serba kehidupan lahiriah.
Beribu-ribu binasa karena sedih,
tetapi anjing nafsu ini tak pernah mati. Dengarkan cerita tentang penggali
kubur yang telah menjadi tua dalam pekerjaannya itu. Seseorang bertanya
padanya, ‘Maukah kau menjawab pertanyaan ini karena kau telah melewatkan
seluruh hidupmu dalam pekerjaanmu menggali kubur: Katakan apakah kau pernah
melihat keajaiban?’ Penggali kubur itu pun berkata, ‘Selama tujuh puluh tahun
anjing nafsuku telah melihat orang-orang mati yang dikuburkan, tetapi ia
sendiri tak pernah mati, dan tak sejenak pun pernah mematuhi hukum-hukum Tuhan.
Ini keajaiban’!”
Cerita Kecil tentang Abbasah
Suatu petang, Abbasah berkata,
“Bayangkan misalnya orang-orang kafir yang banyak di dunia ini, dan bahkan juga
orang-orang dari suatu suku bangsa Turki yang banyak bicara itu dengan tulus
menerima agama –yang demikian mungkin saja terjadi. Tetapi seratus dua puluh
ribu nabi telah diutus untuk jiwa yang tak beriman itu agar jiwa itu dapat
menerima kepercayaan Muslim atau binasa, namun para nabi itu belum berhasil
juga. Mengapa begitu banyak ketekunan dan begitu sedikit hasil?” Kita semua ada
di bawah kekuasaan nafsu badan jasmani yang tak setia dan durhaka, yang kita
pelihara dalam diri kita.
Dibantu dari dua pihak sebagaimana
adanya, maka akan mengherankan bila badan jasmani ini binasa. Jiwa, bagai
kesatria yang setia, terus mengendarai kudanya, tetapi senantiasa anjing itu
kawannya; kesatria itu mungkin lari di atas kudanya, tetapi si anjing
mengikuti. Cinta yang diterima oleh hati diambil oleh badan jasmani. Namun
barang siapa dapat menguasai anjing ini akan menangkap singa kedua dunia itu
dalam jaringnya.
Seorang Raja Mengajukan Pertanyaan
Pada Seorang Darwis
Suatu kali seorang raja melihat
seorang laki-laki, yang –meskipun berpakaian compang-camping– bertekun di jalan
penyempurnaan-diri. Raja memanggil orang itu dan bertanya, “Siapakah yang jelas
lebih baik, kau atau aku?” Kata orang itu, “O Tuan yang tak tahu, tebah dada
Tuan dan tutup mulut Tuan.
Siapa yang memuji diri sendiri tak
mengerti akan makna kata-kata; tetapi ini mesti hamba katakan: tak dapat
disangsikan lagi bahwa orang seperti hamba ini jelas seratus kali lebih baik
ketimbang orang seperti Tuan. Tanpa sedikit pun citarasa keagamaan, anjing
nafsu Tuan telah menurunkan derajat Tuan menjadi keledai. Anjing nafsu itu
menguasai Tuan dan mengendarai Tuan dengan tali kendali sambil mendorong kepala
Tuan ke sana ke mari. Tuan melakukan segala yang diperintahkannya. Tuan orang
yang tak berarti dan tak berguna sedikit pun, sedang hamba yang tahu akan
kerahasiaan hati telah membuat anjing ini jadi keledai hamba untuk hamba
kendarai. Anjing Tuan menguasai Tuan, tetapi jika Tuan mau menjadikannya keledai,
maka Tuan pun akan seperti hamba, dan seratus kali lebih baik daripada
rekan-rekan Tuan.”
*Dikutip secara lengkap dari milis
Kenduri Cinta berdasarkan:
Musyawarah Burung terjemahan
Hartojo Andangdjaja
Judul asli: Mantiqu’t-Thair oleh
Faridu’d-Din Attar
Diterjemahkan dari The Conference
of the Birds (C. S. Nott).
Diterbitkan oleh PT DUNIA PUSTAKA
JAYA
Jalan Kramat 11. No. 31 A, Jakarta
Pusat
Anggota IKAPI
Cetakan pertama 1983
Tidak ada komentar:
Posting Komentar