Minggu, 09 November 2014

Tennis Lapangan




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
  Latar belakang lahirnya Indonesia Moeda jelas berangkat dari larangan bagi kegiatan politik yang diber­lakukan kepada mereka. Mereka berkeyakinan, hanya dengan menggerakkan aktivitas sosial masyarakat baru bisa dicapai persatuan seluruh rakyat menuju kemerdeka­an. Di dalamnya juga termasuk kegiatan olah raga. Setiap pemuda yang sehat dan ingin sehat tentu menggernari olah raga, yang di dalamnya sportivitas dan sifat kompe­titif merupakan satu sisi dari mata uang, dan pada gilirannya dapat membangkitkan patriotisme.
Semangat cinta Nusa dan bangsa ini nyatanya memang berkembang di kalangan olahragawan Indonesia, ter­masuk di antara para petennis. Pada semacam kejuaraan nasional yang diadakan oleh De Alegemeene Nederland­sche Lawn Tennis Bond (ANILTB) di Malang, Jawa Timur, akhir 1934, tiga wakil pribumi mampu berjaya.
Prestasi ini tak ayal mendorong Indonesia Moeda mcngadakan Pekan olah raganya sendiri, yang berlangsung pada tiap hari ulang tahun atau pertemuan tahunannya. Tennis, tentu, termasuk di antaranya cabang-cabang yang dipertandingkan. Salah Satu di antaranya yang dilaksanakan pada Desember 1935 di Semarang - yang juga sekali­gus menjadi saat dicetuskannya pembentukan Persatuan Lawn Tcnnis Indonesia (PELTI).

B.     Tujuan
Tujuan makalah ini ada beberapa tujuan penulisannya diantaranya.
1.      Bagi siswa atau peserta didik, tujuannya yaitu, memudahkan dan melatih peserta didik dalam mengenal sejarah mengenai permainan tenis lapangan.
2.      Bagi pendidik, tujuannya yaitu, memudahkan guru dalam menyampaikan dan menyajikan materi ajar.




BAB II
SEJARAH TENIS LAPANGAN

A.    Pengertian Tenis Lapangan
Tenis lapangan adala permainan dengan menggunakan raket dan bola. Dalam olahraga yang juga disebut lawn tennis ini, raket dipukulkan bola sambut menyambut oleh seorang atau sepasang pemain yang saling berhadapan ke seberang jaring yang sengaja dipasang ditengah lapangan empat persegi panjang.

B.     Sejarah Tenis Lapangan Dunia       
 Terdapat berbagai jenis permainan yang menggunakan raket yang dimainkan dewasa inidan tenis merupakan salah satu permainan yang paling disukai. Menurut beberapa catatan sejarah, permainan menggunakan bola dan raket sudah dimainkan sejak sebelum Masehi, yaitu diMesir dan Yunani. Pada abad ke-11 sejenis permainan yang disebut jeu de paume, yangmenyerupai permainan tenis kini, telah dimainkan untuk pertama kali di sebuah kawasan diPerancis. Bola yang digunakan dibalut dengan benang berbulu sedangkan pemukulnya hanyalahtangan.Permainan ini kemudian diperkenalkan ke Italia dan Inggris pada abad ke-13 danmendapat sambutan hangat dalam waktu yang singkat.
Banyak peminatnya ternyata di antara rakyat setempat terhadap permainan ini. Sejak itu perkembangan tenis terus meningkat kenegara-negara Eropa yang lain.Raket bersenar diperkenalkan pertama kali pada abad ke-15 oleh Antonio da Scalo,seorang pastur berbangsa Italia. Ia menulis aturan umum bagi semua permainan yangmenggunakan bola, termasuk tenis. Majalah Inggris ³Sporting Magazine´ menamakan permainan ini sebagai µtenis lapangan (lawn tennis). Dalam buku ³Book of Games And Sports´,yang diterbitkan dalam tahun 1801, disebut sebagai ³tenis panjang´. Tenis pada mulanyamerupakan permainan masyarakat kelas atas.
Tenis lapangan rumput yang terkenal di zaman Ratu Victoria lalu ditiru oleh golongan menengah, yang menjadikannya sebagai permainan biasa.Klub tenis pertama yang didirikan adalah Leamington di Perancis oleh J.B. Perera, HarryGem, Dr. Frederick Haynes, dan Dr. Arthur Tompkins pada tahun 1872. Pada masa itu, tenisdisebut sebagai pelota atau lawn rackets. Dalam tahun 1874 permainan tenis telah pertama kalidimainkan di Amerika Serikat oleh Dr. James Dwight dan F.R. Sears. Sementara itu, AllEngland Croquet Club pun telah didirikan pada tahun 1868. Dua tahun setelah itu dibukalahkantornya di Jalan Worple, Wimbledon. Pada tahun 1875, klub ini juga bersediamemperuntukkan sebagian dari lahannya untuk permainan tenis dan badminton.
Sehubungandengan itu, peraturan permainan tenis lapangan rumput ditulis. Amerika Serikat mendirikan klubtenis yang pertama di Staten Island. Bermula dari situlah, permainan tenis di Amerika Serikat berkembang dengan pesat sekali. Dari sana lahir banyak pemain tenis tangguh yang menguasai percaturan tenis tingkat dunia. Kejuaraan tenis pertama bermula tahun 1877.
Olahraga tenis di Indonesia sekarang juga mulai di gemari oleh para masyarakat khususnya orang – orang yang umurnya memasuki 30 tahunan ke atas.Alasan mereka memilih olahraga tenis ini karena olahraga ini termasuk olahraga yang mewah di karenakan peralatannya yang harganya mahal.Namun bagi para remaja olahraga ini masih kurang di minati di karenakan peralatanya yang harganya mahal dan olahraga tenis ini masih belum memasyarakat, serta kurangnya lapangan tenis membuat remaja menjadi tidak tertarik dan lebih memilih olahraga lainnya.
Namun di kota- kota besar olahraga tenis sudah menjamur dan mampu menarik minat masyarakat sehingga olahraga ini di jadikan sebagai olahraga pilihan baik untuk olahraga prestasi maupun olahraga rekreasi.
Pada umumnya, untuk berlatih olahraga tenis memerlukan keterampilan yang tinggi sehingga memburtuhkan tahap – tahap tertentu untuk mampu menguasai semua teknik dassar dalam olahraga tenis lapangan ini.
Tenis Lapangan merupakan salah satu cabang olahraga yang dilakukan oleh seorang atau sepasang pemain yang berhadapan dengan dibatasi oleh jaring. Untuk memainkannya diperlukan raket dan bola yang terbuat dari karet yang berisi angin dan terbungkus dari bulu kempa. Selain membutuhkan kekuatan memukul bola, juga keterampilan menempatkan bola pada sisi yang kosong, agar pihak lawan sulit mengembalikan.
Tujuan orang bemain tenis antara lain adalah untuk mendapatkan kesenangan, memenuhi hasrat bergerak, memelihara kesehatan tubuh dan untuk mencapai prestasi.


C.    Sejarah Permainan Tenis Lapangan Di Indonesia 


Di Indonesia lahirnya permaian tenis lapangan besar kemungkinan, orang Belandalah yang memper­kenalkan tennis di Indonesia, walaupun tidak mustahil pula permainan ini dibawa para pelaut Inggris yang singgah di kota-kota besar Kepulauan Nusantara. Sayang arsip-arsip berbagai perkumpulan milik warga negara Belanda yang pernah berdiri di negeri ini telah hilang, hingga kita tidak bisa melacak mana di antara dua perkiraan itu lebih benar.
Namun yang jelas, di negeri mana pun, olah raga ini mulai dimainkan dan lebih dikenal di kalangan bangsawan, hartawan, dan kaum terpelajar. Juga di Indo­nesia. Apalagi di zaman penjajahan Belanda. Di masa itu hanya segelintir kaum pribumi yang mampu mengayun­kan raket tennis, sedang jumlahnya yang lebih besar terdiri dari orang Belanda dan Cina. Itu pun hanya di kota-kota besar.
Jumlah kaum pribumi penggemar tennis mulai me­ningkat pada tahun-tahun 1920-an ? seiring kian banyaknya murid-murid Indonesia mcmasuki sekolah ­sekolah menengah, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Mereka - umumnya para siswa Stovia, Rechrsschool, dan -NIAS - pada gilirannya memperkenalkan olah raga ini ke kalangan yang Iebih luas. Tennis pun mulai dimainkan atau dipertanding­kan dalam kegiatan berbagai organisasi pemuda di masa itu. Olah raga inipun mulai dilihat sehagai penghimpun massa, terutama oleh kaum nasionalis yang mencita­citakan Kemerdekaan Indonesia.
Lahirnya Boedi Oetomo, 1908, dan kemudian Soempah Pemoeda, 1928, memang senantiasa menghangati setiap langkah dan gerak kaum muda di kurun itu. Maka tidak heran bila penjajah Belanda selalu mengintip dan memantau setiap gcrak-gerik pergerakan pemuda, yang nonpolitik apalagi yang berbau politik. Terhadap gerakan yang diduga kecenderungan politik, tindakan pcmbatasan segera dilakukan. Toh serangkaian rintangan itu tidak membuat kaum muda patriotik kehilangan akal. Disemangati sumpah Satoe Noesa, Satoe Bangsa, Satoe Bahasa, mereka melebur beberapa organisasi pemuda yang berpolitik ke dalam satu wadah baru yang disebut Indonesia Moeda, pada 1930.
Latar belakang lahirnya Indonesia Moeda jelas berangkat dari larangan bagi kegiatan politik yang diber­lakukan kepada mereka. Mereka berkeyakinan, hanya dengan menggerakkan aktivitas sosial masyarakat baru bisa dicapai persatuan seluruh rakyat menuju kemerdeka­an. Di dalamnya juga termasuk kegiatan olah raga. Setiap pemuda yang sehat dan ingin sehat tentu menggernari olah raga, yang di dalamnya sportivitas dan sifat kompe­titif merupakan satu sisi dari mata uang, dan pada gilirannya dapat membangkitkan patriotisme.
Semangat cinta Nusa dan bangsa ini nyatanya memang berkembang di kalangan olahragawan Indonesia, ter­masuk di antara para petennis. Pada semacam kejuaraan nasional yang diadakan oleh De Alegemeene Nederland­sche Lawn Tennis Bond (ANILTB) di Malang, Jawa Timur, akhir 1934, tiga wakil pribumi mampu berjaya. Di partai tunggal putra, dua saudara Soemadi dan Samboedjo Hoerip maju babak final, yang pertandingan akhirnya dimenangkan oleh Samboedjo. Yang lebih mengesankan adalah dua partai berikutnya, yang memperagakan keunggulan anak jajahan atas penjajahnya. Yang pertama, pasangan ganda putra Hoerip Bersaudara, yang menggilas pasangan Belanda, Bryan/Abendanon, 6-3, 6-4 di final. Juara ganda campuran juga diraih keluarga Hoerip, Samboedjo dan Soelastri, yang mendepak pasangan "penjajah" , Bryan/Nn. Schermbeek, 6-4, 6-2 ? sekaligus mencetak gelar pemegang juara tumarnen ANILIB tiga kali beruntun, 1932-19.34.
Prestasi ini tak ayal mendorong Indonesia Moeda mcngadakan Pekan olah raganya sendiri, yang berlangsung pada tiap hari ulang tahun atau pertemuan tahunannya. Tennis, tentu, termasuk di antaranya cabang-cabang yang dipertandingkan. Salah Satu di antaranya yang dilaksanakan pada Desember 1935 di Semarang - yang juga sekali­gus menjadi saat dicetuskannya pembentukan Persatuan Lawn Tcnnis Indonesia (PELTI).
Kejuaraan ini sendiri diprakarsai oleh dr. Hoerip yang diakui sebagai Bapak Tennis Indonesia. menghimpun 70 petennis dari seluruh Jawa, kejuaraan ini dipantau dan mendapat perhatian serius dari pihak kolonnial Belanda. Itu tercermin dari pemuatan peristiwa penting olah raga tennis tersebut dalam surat kabar De Locomotif 30 Desember 1935. dengan Judul yang kalau diterjemahkan berbunyi : "Kejuaraan Tennis Seluruh Jawa dari Pcrsatuan Lawn Tennis Indonesia" . Namun, di pihak lain, ini juga berarti pengakuan pihak Belanda bahwa ANILTB telah mendapatkan saingannya.
Tanggal 26 Desember 1935 kemudian dicatat sebagai kari lahirnya PELTI
Gagasan pendirian PELTI sendiri, yang dikemukakan pada Kejuaraan Tennis di Semarang itu. berasal dari Mr. Budiyanto Martoatmodjo. tokoh tennis dari Jember - ia kemudian dianggap sebagai pencetak dasar utama pendirian organisasi PELTI. Ketika mcnguraikan azas dan tujuan pendiriannya ia mcngatakan bahwa PELTI, sebagaimana organisasi kebangsaan lainnya, sama sekali "Tidal bersifat mengasingkan diri." Maka PELTI akan selalu siap bekerja lama dengan persatuan tennis manapun dan apa saja, asal atas dasar saling menghargai.
Diungkapkan pula. tujuan praktis utama PELTI adalah mengembangkan dan memajukan permainan lawan tennis di tanah air dan bagi bangsa sendiri. Dengan cara ini. Iebih jauh, diharapkan akan dicapal tali persaudaraan yang erat di antara segala perhimpunan dan pemain tennis bangsa Indonesia. PELTI juga akan menyebarluaskan peraturan permainan, memberi keterangan dan bantuan dalam pembuatan lapangan tennis. Juga meng­adakan dan mengatur serta menyumbang bagi terlaksana­nya pertandingan, di samping berusaha memasyarakatkan permainan tennis itu sendiri.
Gagasan pendirian PELTI mendapat dukungan yang memadai, khususnya di kalangan yang berani mengambil resiko berhadapan dengan pemerintah kolonial, termasuk dari kalangan yang terpandang. Di Semarang saja, para simpatisan semacam itu tidak sedikit jumahnya. Misalnya: Dr. Buntaran Martoatmodjo (yang kemudian, sejak 1935, menjadi ketua PELTI lima tahun berturut­-turut), Dr. Rasjid, Dr. Mokhtar, Dr. Sardjito, R.M. Soeprapto, Nitiprodjo, dan beberapa lainnya. Dari Para tokoh berbagai kota Iainnya, dukungan diwakili oleh: Mr. Budhiyarto Martoatmodjo (Jember), R.M. Wazar (Bandung), Djajamihardja (Jakarta), Mr. Susanto Tirtoprojo (Surabaya), Mr. Soedja (Purwokerto), Berta Mr. Oesman Sastroamidjojo, ahli olah raga tennis yang namanya terkenal di Eropa.
Pada umumnya, mereka memandang simpatik gagasan Dr. Hoerip, yang sebernarnya sudah dicetuskan sejak 1930, diilhami oleh berdirinya PSSI pada 30 April tahun itu. Tapi para tokoh tadi berbeda pendapar dalam beberapa hal, terutama mengenai saat yang tepat bagi pendirian Induk organisasi tennis Itu. Dari berbagai sikap yang lahir - revolusioner, moderat, plintat-plintut - akhirnya golongan tengahlah yang merupakan mayoritas. Pengalaman pahit saat-saat pendirian PSSI tampaknya menjadi cermin pembanding bagi para pelopor PELTI, hingga mereka memilih bersikap Iebih hati-hati meng­hadapi reaksi pemerintah Belanda - mereka tentunya tidak senang melihat setiap kegiatan yang bersifat mem­persatukan kekuatan. Para pendiri PELTI tidak Ingin organisasi yang akan mereka dirikan mati dalam kandungan. Itulah sebabnya PELTI baru berdiri lima tahun kemudian, 1935.

D.    Fasilitas Dan Peralatan Tenis Lapangan

Tenis lapangan merupakan olahraga permainan yang tergolong dalam kelompok permainana bola kecil. Dalam permainan tenis lapangan masalah lapangan dan perlengkapan lain merupakan kebutuhan primer.

1.      Lapangan.
a.    Dalam pertandingan resmi dibagi dalam 3 (tiga) permukaan :
1.      Jenis permukaan rumput (Grass Court)
2.      Jenis permukaan keras (Hard Court)
3.      Jenis permukaan tanah liat (Gravel)

b.      Syarat-syarat Pembuatan Lapangan Tournament
Untuk kelancaran dari suatu tournament baik nacional maupun internacional perencanaan tempat yang digubnakan harus memenuhi syarat yang sesuai dengan peraturan, menyangkut masalah :
1.         Masalah tanah (bangunan)
2.         Bebas dari polusi udara dari lingkungan kotor
3.         Mudah dicapai transportasi
4.         Dekat dengan penginapan
5.         Mudah airnya dan ada listrik dan telepon
6.         Tidak dekat dengan perumahan penduduk dan ada tempat parkir
7.         Lapangan dibuat minimal 6 dan salah satu lapangan digunakan untuk centre court
8.         Ruang ganti/kamar mandi/wc/ruang istirahat pemain

c.    Dalam segi bangunan dibagi 2 (dua) situasi :

1.      Lapangan dengan situasi terbuka
2.      Lapangan dalam situasi tertutup

d.   Penggunaan lapangan tenis lapangan :
1.         Untuk rekreasi / olahraga rekreasi kesehatan, pembinaan prestasi
2.         Tournament Amatir dan Profesional.

2.      image046.pngUkuran lapangan
"  Untuk permainan tunggal (single) :
a. Panjang        =  23,77 m
b. Lebar           =  8,23 m
"  Untuk permainan ganda (double) :
a. Panjang        =  23,77 m
b. Lebar           =  10,97 

3.      Peralatan
1.      Net
"  Tinggi jala ditengah-tengah 910 mm. Tinggi jala akan selalu tetap karena ditengah jalan. terdapat sehelai pita sebagai penarik yang terikat dengan alat petak/lapangan. Pita jala terbuat dari kabel logam, dan jala bagian atas tertutup dengan sehelai pita yang memanjang. Pita berwarna putih dengan ukuran lebar 51-63,5 mm
"  Tiang jala terbuat dari kayu atau besi yang terpancang kuat pada dasar lapangan, dengan jarak 914 mm dari garis samping. Tinggi tiang jala 1,070 mm.
"  Pita penarik jala/Net dipergunakan untuk menarik /menahan jala, supaya tinggi jala selalu tetap. Lebar pita penarik jala maksimal 51 mm.



2.      Bola
" Permukaan bola harus licin dan tidak terdapat jahitan
" Garis tengah penampang : 63,50 mm - 66,77 mm
" Berat bola : 56,70 gram - 58,48 gram
" Mempunyai kekuatan membalik 1.346 – 1.473 mm jika dijatuhkan diatas lantai dari ketinggian 2.450 mm.

3.      Raket
Besar gagang raket yang berbentuk segi delapan biasanya tergantung pada ukuran tangan dan jari kita. Ukuran stándar gagang bermacam-macam, dalam perbedaan  1⁄8 inci dari 4 sampai 4 7/8 yaitu: 4,4 1∕8,4 1∕4,4 3∕8,4 1∕2, dan sebagainya.

Sedangkan raket yang pantas beratnya menurut selera dan rasa pribadi, namun ukuran dibawah ini dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam memilih raket :
-          Untuk anak-anak 12 – 13 oz                           =  ± 350 gram
-          Untuk remaja putrid 12 1∕2 – 13 1∕4 oz          =  ± 360 gram
-          Untuk remaja pria 13 – 13 1∕4 oz                    =  ± 397 gram
-          Untuk wanita 13 1∕4 – 13 3∕4 oz                     =  ± 398 gram
-          Untuk pria 13 3∕4 – 14 3∕4 oz                         =  ± 420 gram

Ada bermacam-macam pembungkus gagang raket yang lazim disebut grip, ini tergantung pada selera pribadi, namun dianjurkan grip yang terbuat dari kulit yang berlubang-lubang sehingga dapat menyerap keringat.

4.      Pakaian
Pemain harus berpakaian pantas, bersih dan rapi.
Untuk pemain putra :
´  Kemeja kaos oblong (T-shirt) putih atau kaos pakai krah
´  Celana pendek/celana olahraga
´  Sepatu olahraga atau sepatu kanvas dengan telapak rata tanpa tumit berwarna putih

Untuk pemain putri :
´  Rok yang berlipat-lipat kecil (pleated/plisket) warna putih.
´  Kaos (T-shirt) warna putih
´  Celana pendek kombinasi blus juga baik
´  Sepatu olahraga putih dan kaos kaki putih


  








BAB III

TEKNIK TENNIS LAPANGAN


Teknik-teknik dasar dalam tennis lapangan, diantaranya cara memegang raket, posisi siap, servis, dan pukulan forehand, dan pukulan backhand.

A.    Cara Memegang Raket

Anggota “Lawn Tennis Regristered Profesional Coaches Association” (Perkumpulan Pelatih Tennis Profesional) yang telah berpengalaman menyebutkan bahwa permulaan dari permainan tennis dengan mempelajari cara memegang raket sehingga merasakan “perasaan” maksimal pada jari-jari dan tangan menyentuh senar raket.Pegangan raket harus mencapai jangkauan semaksimal mungkin dan harus bisa dilenturkan. Mengerahkan segala kemampuan untuk mengembalikan pukulan-pukulan lawan yang terbaik.
Menguasai dan menjinakkan kekuatan bola yang sedang bergarak dibantu oleh sebuah kelenturan. Sebagian besar pemain tingkat tinggi merasa bahwa kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan memegang raket melalui cara-cara tertentu yang khusus untuk pukulan-pukulan pertama.

1.      Forehand

Posisi Siap dalam melakukan Rally harus berdiri di tengah-tengah arena dekat baseline. Raket tergenggam erat mengarah pada net, sehingga dengan mudah menggerakkannya ke kiri atau ke kanan sesuai dengan arah tembakan lawan. Leher raket harus ditunjang oleh jari-jari tangan kiri. Ini mengurangi beban yang harus ditanggung tangan kanan dan cara ini juga memungkinkan tangan kiri unutk memulai putaran bahu ke kiri atau ke kanan pada saat raket ditarik sebagai persiapan untuk melakukan pengembalian bola dari lawan. Berat badan harus berada pada ujung kaki, kaki direntangkan selebar kira-kira 30cm, dan kedua lutut sedikit ditekuk agar cepat bergerak kea rah bola.
Untuk melakukan cengkraman forehand timur peganglah leher raket dengan tangan kiri “Frame”-nya tegak lurus dengan tanah, dan handel raket mengarah pada tubuh anda. Kemudian goyang-goyangkan raket dengan tangan kanan. Caranya letakkan telapak tangan pada sisi handel yang datar disebelah kanan dan tekuklah jari-jari mencengkeram hendel tersebut. Pangkal telapak tangan harus berht mpitan dengan ujung hendel raket dan telunjuk rentangkan sepanjang hendel agar lebih dapat mengontrol raket. Ibu jari sebagian harus diletakkan pad bagian atas hendel dan sebagian lagi melintasi sisi diagonal hendel bagian atas sebe;ah kiri.
Posisi kaki saat melakukan pukulan forehand ini sangat menentukan. Saat siap melakukan ayunan, kaki kanan harus sejajar dengan baseline dan kaki kiri (membentuk sudut 45 derajat uus lebioh dekat kira-kira enam inci ke sideline kanan daripada kaki yang kanan. Pada akhir ayunan, tubuh berdiri menyamping net, ke dua lutut sediikit diterhadap baseline.

Untuk melakukan cengkeraman Continental, peganglah raket di deparn seperti pada cara forehand Timur, lalu letakkan telapak tangan pada bevel (sebelah kanan atas sehingga mencengkeramnya seperti kalau akan memotong kayu dengan sebuah kapak.Ibu jari harus diletakka pada sisi hendel yang datar disebelah kiri dan telunjuk direntangkan disepanjang handel agar dapat mengontrol raket dengan baik ).

2.      Backhand

Cengkeraman backhand ala “Timur” (Eastern Backhand Grip) dianjurkan untuk semua pemain pemula. Karena cengkeraman atau grip ini memberikan dukungan yang cukup bagi raket, pada saat raket diayun ke depan untuk menyambut bola.
Grip ini juga melenyapkan kemungkinan adanya satu tembakan dengan chop tajam, yakni  suatu pukulan backhand yang “memotong” bolda yang dianggap lemah, atau beckhand yang dipukul datar (keras dengan sedikit spin) seperti dalam permainan tenis dewasa ini.
Untuk melakukan cengkeraman posisi backhand “Timur”, lakukan grip forehand timur, dimana telapak tangan berada di belakang handel, pegang raket di depan, dan gerakkan raket dengan seperdelapan putaran. Ini membuat telapak tangan berada pada handel bagian atas dan ibu jari menyilang pada sisi kirinya. Huruf  V yang terbentuk oleh obi jari dan telunjuk, terletak pada sisi miring handel bagian atas. (ibu jari dapat diletalkkan di sepanjang kika merasa cara ini memberikan dukungan yang lebih baik). Agar memperoleh control yang lebih baik lingkarkan telinjuk pada sisi miring handel sebelah kanan atas.

B.     Posisi Siap

Selain mengetahui cara memegang raket,  hal pertama yang perlu diketahui siswa dalam pembelajaran tenis lapangan adalah penempatan kaki dan penguasaan berat badan. Keberhasilan seorang pemain dalam mempersiapkan diri untuk melakukan pukulan dengan baik dan tepat tergantung dari ketepatan kaki yang benar dengan keseimbangan yang sempurna.

Cara melakukan penempatan kaki dan penguasaan berat badan adalah sebagai berikut:
a.       Untuk menuju ke bola yang agak jauh ke samping atau ke depan dari badan, baik ke arah forehand maupun backhand pergunakan langkah silang.
b.      Jika bola datang ke sebelah kanan, melangkahlah dengan kaki kiri, sebaliknya jika bola datang ke sebelah kiri, melangkahlah ke dengan kaki kanan.
c.       Sebaliknya bila bola datang menuju ke arah badan, maka langkahkan kaki kanan mundur ke belakang untuk melaksanakan pukulan forehand.

C.    SERVIS

Servis merupakan pukulan pembuka permainan. Oleh karena itu, pukulan pionir ini sangat penting bagi kita untuk dapat menguasainya. Sebenarnya terdapat beberapa teknik servis.
Namun yang akan saya paparkan di sini hanya dasarnya saja dan tentunya disertai oleh ilustrasi agar mudah untuk dimengerti.
Pertama kali yang harus dilatih adalah koordinasi tangan ketika akan melemparkan bola untuk memulai serve. Anda harus dapat melempar bola (toss) secara konsisten pada satu tempat yang sama. Toss yang baik untuk servis adalah agak di depan kepala anda dan lemparkan bola lurus ke atas. Anda dapat melatihnya dengan menggambarkan lingkaran di lantai dan melakukan toss hingga tempat jatuhnya bola selalu berada pada tempat yang sama.
Adapun tahap untuk melakukan servis adalah:Berdirilah di belakang garis baseline dan pusatkan pikiran anda untuk mengarahkan bola pada daerah servis lawan. Posisi kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang dengan arah kaki paralel dengan garis baseline. Grip yang dipakai untuk melakukan servis dalam hal ini adalah grip continental.
Lemparkan bola ke atas kira-kira agak di depan kepala anda setinggi kurang lebih 20-30 cm. Kunci toss yang baik adalah tangan anda yang melempar bola harus lurus ke atas sehingga trayek bola pun lurus. Pada saat ini transfer berat badan anda ke kaki belakang.
Bola telah melambung dan anda mulai mengayunkan raket ke belakang. Selalu fokuskan mata anda pada bola dan gunakanlah tangan yang melempar sebagai patokan dalam memukul bola.
Pada saat bola sudah sampai pada titik kontaknya, raket diayunkan ke depan. Pada saat ini buang berat badan anda dari kaki belakang ke kaki depan untuk memberikan tenaga pada pukulan servis anda.Setelah kontak dengan bola lakukan followthrough dan bersiap kembali pada posisi untuk melakukan pukulan berikutnya.
Untuk melakukan servis yang konsisten dan terarah memang agak sulit bagi pemula. Namun, dengan latihan dan pengalaman anda akan terbiasa melakukan pukulan servis. Di dunia tenis profesional, pemegang servis merupakan sebuah keuntungan karena pemain tersebut dapat mengontrol permainan melalui servis yang keras dan akurat. Untuk level pemain rekreasional seringkali kita jumpai servis malah merupakan kerugian dan seringkali poin terbuang percuma karena dua kali membuat kesalahan ( double fault ).

D.    Pukulan Forehand

Forehand, pukulan yang paling dasar dan paling mudah diajarkan dalam tennis. Forehand sendiri adalah pukulan yang ayunannya dari belakang badan menuju depan dan bagian depan raket atau telapak tangan kita berhadapan dengan bola.
Saya akan coba jabarkan gerakan dasar dari forehand klasik yang mudah untuk dipelajari bagi pemula. Bagi anda yang masih pemula, anda dapat menggunakan grip continental atau eastern dalam memegang raket tenis dan stance yang digunakan adalah closed stance dimana posisi badan tegak lurus terhadap garis baseline atau net. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan pergerakan dalam pukulan forehand klasik.
a.    Gerakan dimulai dari pergerakan badan menuju arah bola dan kita telah menentukan tepatnya zona bola akan dipukul. Zona yang baik untuk memukul tenis dengan grip continental atau eastern adalah pada daerah di depan badan anda, di daerah sekitar bawah perut.
b.    Kemudian raket anda ayunkan ke belakang bersamaan dengan rotasi bahu tangan anda yang tidak memegang raket ke depan. Kaki kiri maju ke depan dan badan tegak lurus terhadap garis baseline atau net untuk melakukan closed stance.
c.    Ketika bola telah masuk pada zona pukulan yang anda kehendaki, raket anda ayunkan ke depan menuju titik kontak antara bola dengan raket.
d.   Raket kontak dengan bola tenis dan usahakan bola harus berada pada sweetspot dari raket untuk kesempurnaan dari pukulan tersebut.
e.    Setelah terjadi kontak maka kita melakukan followthrough dengan cara raket tetap diayunkan hingga melintasi badan kita ke arah kira-kira jam 11.Gerakan forehand berikutnya merupakan pukulan forehand yang digunakan oleh pemain-pemain modern jaman sekarang dimana perbedaan dengan cara klasik seperti di atas terletak pada pemilihan grip, stance, dan followthrough. Grip yang umumnya dipakai oleh petenis modern adalah semi-western atau full-western sehingga pukulan utama dari pemain saat ini kebanyakan adalah topspin. Kemudian stance yang digunakan adalah open stance dimana pemain bersiap memukul bola dengan posisi badan paralel terhadap garis baseline atau menghadap net. Mari kita lihat bagaimana pukulan forehand yang sekarang umumnya dilakukan.
f.     Open Stance dimana kaki kanan yang lebih dulu maju ke depan dan posisi badan paralel atau menghadap net.
g.    Raket mulai diayunkan ke depan menuju titik kontak bola dengan raket.
h.    Raket sampai pada titik kontak dengan bola pada daerah sweetspot kepala raket.
i.      Setelah titik kontak bola dengan raket maka dilanjutkan dengan followthrough dimana raket diteruskan ke samping badan dengan gerakan seperti whiper mobil atau dinamakan “Whiper Whip”.

Jadi untuk pemain pemula disarankan mempelajari pukulan forehand dengan gerakan yang sederhana terlebih dahulu dengan ayunan yang klasik dan memakai grip continental atau eastern. Apabila telah dapat menguasai pukulan ini dengan baik dan dapat memukul bola melewati net dengan konsisten, maka  dapat bereksperimen dengan mencoba grip lain seperti semi-western atau western. Umumnya seiring dengan perkembangan pukulan, maka footwork anda juga semakin baik dan anda bisa menyesuaikan footwork yang digunakan apabila ingin mencoba memukul dengan grip lain.

E.     Pukulan Backhand

Backhand, Pukulan dasar kedua dalam bermain tennis. Backhand adalah pukulan yang diayun dari seberang badan menuju depan atau menggunakan bagian belakang dari raket untuk memukul bola dan telapak tangan anda membelakangi bola.
Saat ini terdapat dua jenis pukulan backhand yang populer digunakan, yaitu: backhand menggunakan satu tangan dan backhand menggunakan dua tangan. Masing-masing pukulan memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, saat ini pukulan backhand dua tangan lebih banyak dipakai oleh pemain pro karena efektivitasnya. Saya akan coba membahas kedua teknik pukulan ini satu per satu.

1.      Backhand Satu Tangan

Terdapat beberapa keuntungan dalam memakai backhand satu tangan. Pertama, anda memperoleh keuntungan dari jangkauannya yang panjang sehingga bola-bola yang melebar dapat ditangani dengan lebih mudah. Kedua, lebih mudah untuk melakukan voli dari grip satu tangan dan umumnya pemain yang memiliki backhand satu tangan lebih jago dalam memukul voli daripada pemain yang memiliki backhand dua tangan. Terdapat 2 jenis grip yang dapat anda pakai dalam melakukan backhand dua tangan, yaitu eastern dan full-eastern (western) grip. Anda dapat melihat detilnya di sini.

Tahap-tahap gerakan backhand satu tangan adalah sbb:
"  Dari posisi bersiap, anda bergerak ke arah bola datang dan telah menentukan zona pukulan serta grip yang akan anda pakai. Zona pukulan untuk pukulan backhand satu tangan yang baik adalah agak di depan badan anda
"  Raket diayunkan ke belakang beserta bahu dan punggung anda. Stance yang dipakai dalam backhand satu tangan umumnya adalah closed stance dimana posisi badan tegak lurus terhadap net atau garis baseline.
"  Raket diayunkan ke depan menuju titik kontak dengan bola dan usahakan kontak berada pada sweetspot dari raket. Ingat, titik kontak sebaiknya berada agak di depan badan dan bukan di samping. Kemudian ayunan diteruskan untuk melakukan tahap followthrough kira-kira ke arah jam 2 badan anda.

2.      Backhand Dua Tangan

Backhand ini merupakan yang paling populer digunakan oleh pemain tenis saat ini. Keuntungan dari grip ini adalah ayunannya yang efisien dan tenaga ekstra yang dihasilkannya karena menggunakan dua tangan. Namun, kekurangannya terutama dalam menghadapi bola-bola yang melebar dikarenakan tumpuan ayunan yang menggunakan 2 bahu. Grip yang dipakai dalam melakukan pukulan ini adalah tangan kanan berada pada ujung gagang raket dengan grip continental dan tangan kiri berada di atasnya dengan grip semi-western.

Tahapan untuk melakukan backhand dua tangan adalah sbb:
"  Dari posisi bersiap, anda bergerak ke arah bola datang dan telah menentukan zona pukulan serta grip yang akan anda pakai. Zona pukulan untuk pukulan backhand dua tangan yang baik adalah di samping badan anda di sekitar daerah pinggang.
"  Raket diayunkan ke belakang pada posisi kira-kira sejajar pinggang anda. Stance yang dipakai dalam backhand dua tangan umumnya closed stance, namun dapat pula dilakukan dengan open stance.
"  Raket diayunkan ke depan menuju titik kontak dengan bola dan usahakan kontak berada pada sweetspot dari raket. Dalam ayunan ke depan ini, tangan kiri memegang peran yang dominan sedangkan tangan kanan sebagai penyeimbang dan pengarah bola. Kemudian ayunan diteruskan ke samping badan anda hingga raket ke arah punggung untuk melakukan tahap followthrough.

Bagi pemula yang mungkin pernah bermain bulutangkis atau tenis meja, cenderung agak janggal ketika berlatih tenis terutama untuk pukulan backhand dua tangan karena pukulan ini menggunakan tangan yang non dominan sebagai utamanya sedangkan tangan dominan sebagai penyeimbang dan pengarah bola. Untuk melatihnya anda bisa mencoba berlatih memukul forehand memakai tangan non-dominan anda. Apabila anda telah dapat memukul dengan baik dan konsisten, barulah mencoba untuk memukul dengan 2 tangan.




















































BAB IV

PERATURAN TENNIS LAPANGAN

A.    Sistem Permainan

1.      Untuk Persahabatan dan Kejuaraan Lokal

a.    Best of fifteen games
Siapa yang menang 8 games lebih dulu dinyatakan menang, system ini disebut juga Eight Winning games.

b.    Est of three dengan short-sets
Sebanyak-banyaknya 3 set, dimana setiap setnya hanya mencapai 6 game.

c.    Best of three dengan short-sets-long
Sebanyak-banyaknya set ke-1 dan ke-2 mencapai 6 games, sedang set ke-3 mencapai 8 atau 10 games (selisih 2 nilai)

2.      Kejuaraan Internasional

a.       Best of three dengan long set (berlaku untuk partai wanita dan ganda campuran)
b.      Best of five dengan long set (berlaku untuk partai pria), artinya a dan b adalah sebanyak-banyaknya 3 atau 5 set dan tiap-tiap set bila terjadi games 5 – 5 harus diteruskan mencapai 7, sedang bila 6 – 6 dalam tiap set diadakan tie breaker.

3.      Kejuaraan Devis Cup
Best of three dengan long set, khusus untuk partai pria.

B.     Peraturan Permainan
1.      Toss
a.      Pemain yang menang toss pada permulaan permainan, boleh memilih bola atau tempat lebih dulu.
b.      Selanjutnya pemain yang melakukan serve disebut server, sedang yang menerima disebut receiver.

2.      Sevice yang betul
a.       Sebelum melakukan serve, kedua kaki harus berdiri dibelakang base line antara center mark dan side line.
b.      Bola boleh dilambungkan kemana saja oleh server dan sebelum jatuh di lapangan, bola sudah dipukul.
c.       Service dianggap selesai bila bola sudah disentuh dengan raket.
d.      Selama melakukan service harus berdiri dibelakang bagian kanan/kiri dari lapangan. Dan tiap-tiap game dimulai dari sebelah kanan.
e.       Bola service harus melalui net dan jatuh dalam service/recoving court pihak lawan secara diagonal.
f.       Service dapat dilaksanakan, bila receiver sudah dalam keadaan siap. Dan jika service dilakukan tetapi receiver belum siap maka diulang.

3.      Service Dinyatakan Salah (Foult)
a.       Posisi kaki dari serve tidak memenuhi ketentuan tersebut, sehingga kaki menyentuh base line. Pelanggaran semacam itu disebut foot foult.
b.      Tidak boleh mengubah tempatnya dengan berjalan atau lari.
c.       Bola service sebelum jatuh di lapangan, menyentuh permanent fixture (kecuali net dan strap)
d.      Dalam usahanya service raket tidak mengenai bola.

4.      Service Harus Diulang (Let)
a.       Bila bola service menyentuh net dan seterusnya masuk ke dalam service court pihak lawan yang benar.
b.      Bila bola service menyentuh net, kemudian langsung mengenai receiver atau benda yang dipakainya sebelum bola jatuh di lapangan.
c.       Bila receiver belum siap menerima service, tetapi bola service sudah dating.

5.      Bola Dalam Keadaan In Play
Bola dalam keadaan in play bila sudah dilakukan service sampai tercapai nilai, kecuali ada pernyataan foult atau let dari umpire.

6.      Bola Dimainkan Dengan Baik
a.       Bola jatuh diatas garis, sesuai dengan batas lapangan permainannya dan hal ini dianggap in side.
b.      Bola menyentuh net, tiang net, kabel, asal dapat melewatinya kemudian jatuh didalam lapangan yang benar.
c.       Bola dipukul dari luar tiang net, kemudian bolanya menyentuh tiang dan masuk ke dalam lapangan.
d.      Setelah memukul bola, raket pemain melewati net, dengan ketentuan bahwa waktu memukul bola sedah berada diatas lapangan sendiri.
e.       Pemain berhasil mengembalikan bola, meskipun bola itu menyentuh benda lain di lapangan.
f.       Bola jatuh dalam lapangan yang benar, tetapi memantul kembali.



C.    Peraturan Tempat, Istirahat, dan Jumlah Set.
1.      Pada akhir tiap game selalu ganti service (pindah bola) dan pada tiap akhir games yang ganjil diadakan pertukaran tempat.
2.      Jumlah set dalam satu pertandingan maksimal 5 atau untuk partai wanita maksimal 3.
3.      armainan harus berlangsung terus sejak service pertama sampai pertandingan berakhir, dengan ketentuan sesudah set ke-3 boleh istirahat maksimal 10 menit.
4.      Service pertama pada permulaan set ke-2 atau ke-3 dilakukan sesuai dengan giliran sejak games ke-1 dan seterusnya sampai selesai, setiap kali terjadi game harus diadakan ganri service/pindah bola.

D.    Nilai
1.      Nilai permulaan dinyatakan dengan angka 0
Nilai ke-1 dinyatakan dengan angka 15
Nilai ke-2 dinyatakan dengan angka 30
Nilai ke-2 dinyatakan dengan angka 40
Nilai ke-4 berarti games
2.      Pada kedudukan 40 – 40 atau forty all dianggap deuce, kemudian permainan diteruskan sampai selisih dua nilai. Dinyatakan advantage bila salah satu pemain mendapat satu nilai lagi setelah deuce.
3.      Bila setelah deuce, server mendapat nilai disebut adserver/strike atau one in. Sedangkan bila receiver yang mendapat nilai disebut adreceiver atau one out.
4.      Pemain kehilangan nilai :
a.       Bila ia tidak dapat memukul kembali bola sebelum bola itu jatuh untuk yang kedua kalinya di lapangan.
b.      Memukul bola, tetapi bola jatuh di lapangan sendiri atau mengenai permanent fixture.
c.       Bola dipukul menyentuh raket lebih dari satu kali.
d.      Tangan, badan, atau raket menyentuh net, tiang net, kabel, strap selama bola masih in play.
e.       Men-volly bola yang belum melewati net.
f.       Bola menyentuh badan sendiri.
g.      Melemparkan raket ke bola.

E.     Service Memperoleh Nilai
1.      Bila bola yang tidak dinyatakan let menyentuh receiver termasuk benda yang dipakainya, sebelum bola jatuh di lapangan.
2.      Jika receiver kehilangan nilai.


F.     Receiver Memperoleh Nilai
1.      Bila server dua kali berturut-turut membuat kesalahan.
2.      Jika server kehilangan nilai.

G.    Permainan Double
1.      Ketentuan-ketentuan tersebut diatas berlaku pula untuk permainan double/ganda, hanya lapangan permainan double/ganda lebih besar 4 1∕2 feet pada sisi dibandingkan dengan permainan single.
2.      Urutan pemain yang melakukan service maupun yang menerima service pada permulaan tiap set pada permainan double/ganda harus telah ditetapkan.
3.      Service dinyatakan salah, bila bola menyentuh partner dari server. Tetapi bila bola menyentuh partner dari receiver sebelum jatuh di tanah/lapangan, maka server mendapat tambahan nilai.
4.      Bola hanya boleh dipukul oleh salah seorang dari tiap pasangan. Dan jika kawannya menyentuh bola yang masih in play baik dengan raket maupun dengan anggota badannya, maka pihak lawan mendapat nilai.


































                       
BAB  V
PENUTUP

1.     Kesimpulan

Dalam permaianan tenis lapangan, Pukulan forehand sangat dominan. Dan ada beberapa tips atau cara untuk melatih pukulan forehand khususnya bagi petenis pemula.dengan melaksakan cara yang berurutan dan berkelanjutan besar kemungkinan petenis pemula akan lebih cepat dan benar dalm melakukan tenis lapangan.Latihan fprehand harus di mulai dari hal – hal yang ringan terlebih dahulu agar petenis pemula dapat benar – benar  menguasai pukulan forehand itu sendiri.
Selain mengetahui cara memegang raket,  hal pertama yang perlu diketahui siswa dalam pembelajaran tenis lapangan adalah penempatan kaki dan penguasaan berat badan. Keberhasilan seorang pemain dalam mempersiapkan diri untuk melakukan pukulan dengan baik dan tepat tergantung dari ketepatan kaki yang benar dengan keseimbangan yang sempurna.
Cara melakukan penempatan kaki dan penguasaan berat badan adalah sebagai berikut:

1)        Untuk menuju ke bola yang agak jauh ke samping atau ke depan dari badan, baik ke arah forehand maupun backhand pergunakan langkah silang.
2)        Jika bola datang ke sebelah kanan, melangkahlah dengan kaki kiri, sebaliknya jika bola datang ke sebelah kiri, melangkahlah ke dengan kaki kanan.
3)        Sebaliknya bila bola datang menuju ke arah badan, maka langkahkan kaki kanan mundur ke belakang untuk melaksanakan pukulan forehand.



2.     SARAN
Penulis menyarankan kepada pembaca pada mumnya serta pendidik pada khususnya, agar dapat memahami serta mengetahui sejarah dari permainan tenis, karena bagaimanapun juga sebuah permainan itu pastilah ada sejarahnya. Sejarah permainan ini berkaitan erat dengan perkembangan olahraga kedepannya.













DAFTAR PUSTAKA

www. Sejarah tenis lantai. Google.com
http://partanto.blogspot.com/2012/03/tenis-lapangan.html

1 komentar: