Kamis, 13 November 2014

Jawa Tenggah

BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagaimacam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan.Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesiamerupakan negara yang kaya akan budaya.Tidak bisa kita pungkiri, bahwa kita pungkiri bahwa kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional. Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruk terhadap budaya nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber darikebudayaan daerah, akan sangat berpebgaruh pula terhadap kebudayaan daerah / kebudayaan lokal.Kebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan cirikhas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah.Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.

B.           Maksud dan Tujuan
Karena menjaga, memelihara dan melestarikan kebubayaan merupakan kewajiban setiap individu, maka dalam realisasinya saya mencoba menyusun makalah yang berjudul Kebudayaan Suku Jawa Tenggah yang didalamnya mengulas tentang berbagai kebudayaan tradisional Jawa Tengah/Jawa. Penyusunan makalan yang berjudul Budaya Suku Jawa ini bertujuan agar  pembaca mengetahui bahwa suku Jawa merupakan suku yang kaya akan budaya sertamenyadari bahwa menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari setiap orang



BAB II
PEMBAHASAN

Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah. Suku Jawa adalah salah satu suku yang memiliki berbagai kebudayaan daerah, diantaranya pakaian tradisional,kesenian tradisional, bahasa daerah, dan lain sebagainya.
Diantara sekian banyak kebudayaan daerah yang dimiliki oleh suku Jawa adalah sebagai berikut :

1.      Rumah Adat

Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi penting di Pulau Jawa. Selain karena hiruk-pikuk ekonominya, Provinsi ini juga tersohor karena unsur kebudayaannya yang masih terjaga. Salah satu warisan leluhur yang menjadi daya pikat provinsi ini adalah Joglo. Apa Joglo itu? Hakekatnya Joglo adalah sebutan bagi rumah adat Jawa Tengah. Bangunan ini menarik dikaji, baik itu dari segi historis maupun arsitekturnya yang sarat dengan nilai filosofis khas Jawa.  

Joglo Dan Unsur Pembangunnya

Sangat menarik untuk mengkaji rumah adat Jawa Tengah ini sebab kita secara langsung akan bersinggungan dengan nilai-nilai luhur. Jadi, Joglo bukan sekedar hunian. Lebih dari itu, ia adalah simbol. Simak saja kerangka rumahnya yang berupa soko guru. Jika diamati, ada empat pilar utama yang menjadi penyangga utama rumah. Tiang utama ini masing-masing mewakili arah angin, barat-utara-selatan-timur. Lebih detil lagi, di dalam soko guru terdapat apa yang dikenal dengan tumpangsari yang disusun dengan pola yang terbalik dari soko guru.

Jika bagian-bagiannya dibedah, maka rumah adat Jawa Tengah ini terdiri atas beberapa bagian yakni pendhopo, pringgitan dan juga omah ndalem/omah njero. Yang dimaksud dengan Pendhopo adalah bagian Joglo yang lazim dipakai untuk menjamu tetamu. Sementara itu, Pringgitan sendiri merupakan bagian dari ruang tengah yang umum dipakai menerima tamu yang lebih dekat. Sementara itu, yang dikenal dengan istilah Omah Ndalem atau Omah Njero adalah ruang dimana keluarga bisanya bercengkrama. Ruang keluarga ini pun dibagi lagi ke dalam beberapa ruangan (kamar/senthong), yakni senthong tengah, kanan dan juga kiri.

Tak hanya pembagian ruangan, beberapa fitur Joglo juga melambangkan nilai filosofis yang dalam. Sebut saja bagian pintu rumah Joglo yang berjumlah tiga. Pintu utama di tengah, dan pintu lainnya ada di kedua sisi (kanan dan kiri) rumah.Tata letak pintu ini tidak sembarangan. Ia melambangkan kupu-kupu yang sedang berkembang dan berjuang di dalam sebuah keluarga besar.
Selain itu, di dalam Joglo juga dikenal sebuah ruangan khusus yang diberi nama Gedongan. Ia berperan sebagai tempat perlindungan, tempat kepala keluarga mencari ketangan batin, tempat beribadah dan masih banyak lagi kegiatan sakral lainnya. Di beberapa rumah Joglo, Gedongan biasa digunakan multirangkap sebagai ruang istirahat atau tidur. Di lain waktu, ia juga bisa dialihfungsikan sebagai kamar pengantin yang baru saja menikah.

Simbol Status Sosial

Sama seperti rumah adat di daerah lainnya, Joglo juga bisa dijadikan acuan untuk menakar status sosial seseorang. Meski diakui sebagai rumah adat Jawa Tengah, tapi tidak semua rakyat atau masyarakat Jawa Tengah memiliki rumah ini. Mengapa? Sebab meski tampilannya cukup sederhana, namun kerumitan bahan baku serta pembuatan menjadikan proses pembangunan Joglo memakan biaya juga waktu yang melimpah. Dahulu, hanya kalangan priyayi dan bangsawan yang memiliki rumah apin ini. Kini, mereka yang bukan bangsawan tapi berduit bisa saja membangun rumah elegan dan klasik tersebut.

Joglo sebagai rumah tradisional dikenal memiliki desain yang tidak sembarangan. Desain juga struktur ini kemudian mengerucut pada pembagian rumah Joglo itu sendiri, antara lain:
  • Rumah Joglo Pangrawit.
  • Rumah Joglo Jompongan.
  • Rumah Joglo Limasan Lawakan.
  • Rumah Joglo Semar Tinandhu.
  • RUmah Joglo Mangkurat.
  • RUmah Joglo Sinom.
  • RUmah Joglo Hageng.
Oleh karena cita rasa seni yang tinggi tercermin dari rumah adat Jawa Tengah tersebut, tidak heran jika ia menjadi salah satu aset budaya yang wajib untuk dilestarikan dari generasi yang satu hingga generasi selanjutnya

2.              Pakaian Adat/Khas Jawa Tengah

Suku Jawa mempunyai pakaian adat/tradisional yang sangat terkenal, yaitu kebaya, kemben, dan kain tapih pinjung dengan stagen. Bagi para kaum laki-laki, khususnya kerabat keraton adalah memakai baju beskap kembang-kembang atau motif bunga lainnya. Pada kepala memakai destar (blankon), kain samping jarik, stagen untuk mengikat kain samping, keris dan alas kaki (cemila). Pakaian ini dinamakan Jawi Jangkep, yaitu pakaian laki-laki Jawa lengkap dengan keris. Kebaya merupakan pakaian khas Jawa Tengah yang sangat terkenal, sehingga kini kebaya bukan hanya menjadi pakaian khas Jawa saja tetapi sudah menjadi pakaian adat nasional. Itu merupakan suatu bukti bahwa kebudayaan daerah merupakan bagian dari kebudayaannasional. Di Jawa ada bermacam-macam pakain adat yang dikenakan dalam acara penikahan maupun dalam acara adat lainnya. akaian Adat Jawa Tengah

Yang paling populer dari pakaian adat Jawa Tengah adalah pakaian setelan kain kebaya, kain kebaya yang ada di Jawa Tengah berbeda motif jika dibandingkan kebaya dari Yogyakarta maupun daerah lain. Biasanya yang membedakannya adalah pada motif batik serta model setelan cara pemakaian kain kebaya-nya. Kalau dilihat sepintas, pakaian adat Jawa Tengah identik dengan penggunaan kain kebaya dengan motif batik, dimana batik yang digunakan merupakan batik tulis yang masih tergolong asli.
Macam-macam pakaian adat Jawa Tengah merupakan warisan budaya nenek moyang yang patut kita lestarikan dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia khususnya masyarakat Jawa.

3.      Kesenian Khas Jawa Tengah

a.    Batik : Batik tidak hanya terkenal di daerah Jawa Tengah saja tetapi juga di daerah lain di Indonesia pun memiliki balik masing-masing. Namun setiap daerah memiliki motif yang berbeda. Di Jawa Tengah mempunyai motif dasar yang relatif terikat pada pakem tertentu. Motif-motif ini mempunyai sifat simbolis dan berlatarkan kebudayaan Hindu-Jawa.
b.    Wayang Kulit : Kesenian wayang dalam bentuknya yang asli timbul sebelum kebudayaan Hindu masuk di Indonesia dan mulai berkembang pada jaman Hindu Jawa. Figur tokoh yang digambarkan untuk pertama kali adalah Batara Guru atau Sang Hyang Jagadnata yaitu perwujudan dari Dewa Wisnu.
c.    Gamelan Jawa : Gamelan Jawa merupakan Budaya Hindu yang digubah oleh Sunan Bonang, guna mendorong kecintaan pada kehidupan Transedental (Alam Malakut)”Tombo Ati” adalah salah satu karya Sunan Bonang. Sampai saat ini tembang tersebut masih dinyanyikan dengan nilai ajaran Islam, juga pada pentas-pentas seperti: Pewayangan, hajat Pernikahan dan acara ritual budaya Keraton.
d.   Ketoprak : Ketroprak merupakan suatu teater rakyat yang terkenal di Jawa Tengah.
e.   Wayang Golek merupakan kesenian tradisional dari Jawa Tengah yaitu kesenian yangmenapilkan dan membawakan alur sebuah cerita yang bersejarah. Wayang Golek ini menampilkan golek yaitu semacam boneka yang terbuat dari kayu yang memerankan tokohtertentu dalam cerita pawayangan serta dimainkan oleh seorang Dalang dan diiringi olehnyanyian serta iringan musik tradisional Jawa Tengah yang disebut dengan degung.
f.     Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatan.Kesenian degung ini digunakan sebagai musik pengiring/pengantar.Degung ini merupakan gabungan dari peralatan musik khas Jawa Tengah yaitu, gendang,goong, kempul, saron, bonang, kacapi, suling, rebab, dan sebagainya.Degung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah, karena iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional, selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni tradisional Jawa Tengah lainnya.
g.    Rampak Gendang : Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah. Rampak Gendang iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya, pada umumnyadimainkan oleh lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang. Biasanya rampak gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acara ritual.
h.    Calung Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung, calung ini adalah kesenian yang dibawakan dengan cara memukul/mengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa dengan pemukul/pentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yang khas.Biasanya calung ini ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih. Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan.
i.      Pencak Silat :Pencak silat merupakan kesenian yang berasal dari daerah Jawa Tengah, yang kini sudahmenjadi kesenian Nasional.Pada awalnya pencak Silat ini merupakan tarian yang menggunakan gerakan tertentu yanggerakannya itu mirip dengan gerakan bela diri. Pada umumnya pencak silat ini dibawakanoleh dua orang atau lebih, dengan memakai pakaian yang serba hitam, menggunakan ikat pinggang dari bahan kain yang diikatkan dipinggang, serta memakai ikat kepala dari bahankain yang orang Jawa menyebutnya Iket.Pada umumnya kesenian pencaksilat ini ditampilkan dengan diiringi oleh musik yang disebutgendang penca, yaitu musik pengiring yang alat musiknya menggunakan gendang danterompet.
j.      Sisingaan :Sisingaan merupakan kesenian yang berasal dari daerah Subang Jawa Tengah. Kesenian ini ditampilkan dengan cara menggotong patung yang berbentuk seperti singa yang ditunggangi oleh anak kecil dan digotong oleh empat orang serta diiringi oleh tabuhan gendang dan terompet. Kesenian ini biasanya ditampilkan pada acara peringatan hari-hari bersejarah.
k. Kuda Lumping :Kuda Lumping merupakan kesenian yang beda dari yang lain, karena dimainkan dengan caramengundang roh halus sehingga orang yang akan memainkannya seperti kesurupan.Kesenian ini dimainkan dengan cara orang yang sudah kesurupan itu menunggangi kayu yangdibentuk seperti kuda serta diringi dengan tabuhan gendang dan terompet. Keanehan kesenianini adalah orang yang memerankannya akan mampu memakan kaca serta rumput. Selain itu orang yang memerankannya akan dicambuk seperti halnya menyambuk kuda. Biasanyakesenian ini dipimpin oleh seorang pawang.Kesenian ini merupakan kesenian yang dalam memainkannya membutuhkan keahlian yangsangat husus, karena merupakan kesenian yang cukup berbahaya.
l.    Bajidoran :Bajidoran merupakan sebuah kesenian yang dalam memainkannya hampir sama dengan permainan musik modern, cuma lagu yang dialunkan merupakan lagu tradisional atau lagudaerah Jawa Tengah serta alat-alat musik yang digunakannya adalah alat-alat musik tradisional Jawa Tengah seperti Gendang, Goong, Saron, Bonang, Kacapi, Rebab, Jenglongserta Terompet.Bajidoran ini biasanya ditampilkan dalam sebuah panggung dalam acara pementasan atauacara pesta.
m.  Cianjuran merupakan kesenian khas Jawa Tengah. Kesenian ini menampilkan nyanyian yangdibawakan oleh seorang penyanyi, lagu yang dibawakannya pun merupakan lagu khas JawaTengah. Masyarakat Jawa Tengah memberikan nama lain untuk nyanyian Cianjuran ini yaituMamaos yang artinya bernyanyi.
n.    Kacapi Suling :Kacapi suling adalah kesenian yang berasal dari daerah Jawa Tengah, yaitu permainan alatmusik tradisional yang hanya menggunakan Kacapi dan Suling. Kacapi suling ini biasanyadigunakan untuk mengiringi nyanyian Jawa yang pada umumnya nyanyian atau lagunyadibawakan oleh seorang penyanyi perempuan, yang dalam bahasa Jawa disebut Sinden.
o.    Reog Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Reog, kesenian ini pada umumnyaditampilkan dengan bodoran, serta diiringi dengan musik tradisional yang disebut Calung.Kesenian ini biasanya dimainkan oleh beberapa orang yang mempunyai bakat melawak dan berbakat seni. Kesenian ini ditampilkan dengan membawakan sebuah alur cerita yang kebanyakan cerita yang dibawakan adalah cerita lucu atau lelucon.


4.      Tari-tarian Tradisional

a.    Tari serimpi : Tari Serimpi adalah jenis tarian tradisional Daerah Jawa Tengah. Tarian ini diperagakan oleh empat orang penari yang semuanya adalah wanita. Jumlah ini sesuai dengan arti kata serimpi yang berarti 4. Menurut Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi empat penari sebagai simbol dari empat penjuru mata angin yakni Toya (air), Grama (api), Angin (udara) dan Bumi (tanah). Sedangkan nama peranannya adalah Batak, Gulu, Dhada dan Buncit yang melambangkan tiang Pendopo.
b.    Tari Bambangan Cakil, mengisahkan perjuangan Srikandi melawan Buto Cakil (raksasa). Sebuah pelambang penumpasan angkara murka.
c.    Tari Enggat Enggot, diangkat dari tari tradisional Banyumas. Sesuai dengan ciri khas daerahnya tari ini menyuguhkan gerak lincah dan jenaka, selaras dengan dinamisnya irama musik calung yang mengiringinya.
d.   Tari Kendalen, merupakan tari keprajuritan gagah dan berani.


5.      Adat Istiadat

Ada beberapa adat istiadat yang biasa dilakukan masyarakat Jawa Tengah, diantaranya :

a.    Pada saat usia kehamilan 7 bulan, diadakan acara nujuh bulanan atau mitoni.
b.    Ketika bayinya lahir, diadakan slametan, yang dinamakan brokohan
c.  Acara tedak-siten, yaitu acara dimana bayi yang berusia 245 hari untuk pertama kalinya menginjak tanah. Didalam acara itu si anak di masukkan kedalam kurungan yang sudah dihiasi pernak pernik.
d.  Untuk acara pernikahan, biasanya masyarakat Jawa Tengah melakukan budaya pingit atau tidak boleh saling bertemu bagi mempelai pria dan wanita yang akan menikah.
e.    Sehari sebelum acara pernikahan, biasanya diadakan acara siraman bagi para pengantin. Dimana air siraman tersebut sudah di campur dengan bermacam-macam bunga.
f.    Upacara brobosan, yaitu punya cara melintas di bawah mayat yang sudah di tandu dengan cara berjongkok
g.  Sudah dijelaskan beberapa kebudayaan yang ada di daerah Jawa Tengah. Masih banyak kesenian dan kebudayaan yang di miliki daerah Jawa Tengah ini. Dengan mengetahui kebudayaan yang ada di Indonesia mampu membuat kita bangga dengan kekayaan budaya yang di miliki Negara ini. Dan sebagai generasi yang baik seudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan budaya leluhur agar tidak punah dimakan oleh era modern dan budaya asing yang semakin meningkat.
h.    kenduren wetonan (wedalan) Di namakan wetonan karena tujuannya untuk selametan pada hari lahir (weton, jawa) seseorang. Dan di lakukan oleh hampir setiap warga, biasanya 1 keluarga 1 weton yang di rayain , yaitu yang paling tua atau di tuakan dalam keluarga tersebut. Kenduren ini di lakukan secara rutinitas setiap selapan hari (1 bulan). Biasanya menu sajiannya hanya berupa tumpeng dan lauk seperti sayur, lalapan, tempe goreng, thepleng, dan srundeng. tidak ada ingkung nya (ayam panggang).
i.      Kenduren Sabanan (Munggahan) Kenduren ini menurut cerita tujuannya untuk menaik kan para leluhur. Di lakukan pada bulan Sya’ban, dan hampir oleh seluruh masyarakat di Watulawang dan sekitarnya, khususnya yang adatnya masih sama, seperti desa peniron, kajoran, dan sekitarnya. Siang hari sebelum di laksanakan upacara ini, biasanya di lakukan ritual nyekar, atau  tilik bahasa watulawangnya, yaitu mendatangi makan leluhur, untuk mendoakan arwahnya, biasanya yang di bawa adalah kembang, menyan dan empos (terbuat dari mancung). Tradisi bakar kemenyan memang masih di percaya oleh masyarakat watulawang, sebelum mulai kenduren ini pun, terlebih dahulu di di jampi jampi in dan di bakar kemenyan di depan pintu. Menu sajian dalam kenduren sabanan ini sedikit berbeda dengan kenduren Wedalan, yaitu disini wajib memakai ayam pangang ( ingkung ).
j.      Kenduren Likuran : Kenduren ini di laksanakan pada tanggal 21 bulan pasa ( ramadan), yang di maksudkan untuk memperingati Nuzulul Qur’an. dalam kenduren ini biasanya di lakukan dalam lingkup 1 RT, dan bertempat di ketua adat, atau sesepuh di setiap RT. dalam kenduren ini, warga yang datang membawa makanan dari rumah masing2, tidak ada tumpeng, menu sajiannya  nasi putih, lodeh ( biasanya lodeh klewek) atau bihun, rempeyek kacang, daging, dan lalapan.
k.    Kenduren Badan Lebaran / mudunan
Kenduren ini di laksanakan pada hari Raya Idul Fitri, pada tanggal 1 sawal (aboge). kenduren ini sama seperti kenduren Likuran,hanya tujuannya yang berbeda yaitu untuk menurunkan leluhur. Yang membedakan hanya, sebelum kenduren Badan, biasanya di dahului dengan nyekar ke makam luhur dari masing2 keluarga.
l.      Kenduren Ujar/tujuan tertentu : Kenduren ini di lakukan oleh keluarga tertentu yang punya maksud atau tujuan tertentu, atau ayng punya ujar/ omong. Sebelum kenduren ini biasanya di awali dengan ritual Nyekar terlebih dahulu. dan menu wajibnya, harus ada ingkung ( ayam panggang ). Kenduren ini biasanya banyak di lakukan pada bulan Suro (muharram).
m.  Kenduren Muludan
n.    Kenduren ini di lakukan pada tanggal 12 bulan mulud, sama seperti kenduren likuran, di lakukan di tempat sesepuh, dan membawa makanan dari rumah masing- masing. biasanya dalam kenduren ini ada ritual mbeleh wedus (motong kambing) yang kemudian di amsak sebagai becek dalam bahasa watulawang (gulai).

6.      Senjata Tradisional
Keris adalah senjata tradisional di daerah Jawa Tengah yang mendapat tempat penting dalam kehidupan masyarakatnya. Keris dapat menunjukkan kedudukan seorang dalam masyarakat. Senjata lainnya adalah pedang, tombak, dan perisai
Keris ini memiliki panjang seperti sebuah pisau, hanya saja bentuknya yang tergolong unik, karena bentuknya meliuk-liuk seperti seekor ular.
Menurut kisah-kisah masyarakat Jawa Tengah, Keris ini merupakan kebanggaan bagi kaum priyayi (kaum keraton) dan diselipkan di pinggang sebelah kiri sebagai perlambang keperkasaan dan kebangsawanan.


7.      Suku Budaya Jawa Tengah
Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah Suku Jawa. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat budaya Jawa, di mana di kota Surakarta dan Yogyakarta terdapat pusat istana kerajaan Jawa yang masih berdiri hingga kini. Suku minoritas yang cukup signifikan adalah Tionghoa, terutama di kawasan perkotaan meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya mereka bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa, dan banyak di antara mereka yang menggunakan Bahasa Jawa dengan logat yang kental sehari-harinya. Selain itu di beberapa kota-kota besar di Jawa Tengah ditemukan pula komunitas Arab-Indonesia. Mirip dengan komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak di bidang perdagangan dan jasa.
Di daerah perbatasan dengan Jawa Barat terdapat pula orang Sunda yang sarat akan budaya Sunda, terutama di wilayah Cilacap, Brebes, dan Banyumas. Di pedalaman Blora (perbatasan dengan provinsi Jawa Timur) terdapat komunitas Samin yang terisolir, yang kasusnya hampir sama dengan orang Kanekes di Banten.


Bahasa
Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian besar menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek Solo-Jogja dianggap sebagai Bahasa Jawa Standar. Di samping itu terdapat sejumlah dialek Bahasa Jawa; namun secara umum terdiri dari dua, yakni kulonan dan timuran. Kulonan dituturkan di bagian barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbeda dengan Bahasa Jawa Standar. Sedang Timuran dituturkan di bagian timur Jawa Tengah, di antaranya terdiri atas Dialek Solo, Dialek Semarang. Di antara perbatasan kedua dialek tersebut, dituturkan Bahasa Jawa dengan campuran kedua dialek; daerah tersebut di antaranya adalah Pekalongan dan Kedu.
Di wilayah-wilayah berpopulasi Sunda, yaitu di Kabupaten Brebes bagian selatan, dan Kabupaten Cilacap bagian utara sekitar kecamatan Dayeuhluhur penduduknya yang merupakan suku Sunda masih menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-harinya, sebagai bagian dari peninggalan kerajaan Galuh di Cilacap dan Brebes, 

Dialek Bahasa Sunda yang ada di wilayah Jawa Tengah dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1.   Bahasa Sunda dialek Timur-Laut, digunakan di wilayah Kabupaten KuninganKabupaten Cirebon wilayah timur dan Kabupaten Brebes wilayah Barat dan Selatan.
2.      Bahasa Sunda dialek Tenggara, digunakan di wilayah Kabupaten Ciamis sekitar Kota Ciamis dan Kota Banjar dan wilayah Kabupaten Cilacap bagian Utara.

Berbagai macam dialek yang terdapat di Jawa Tengah :
1.         dialek Pekalongan
2.         dialek Kedu
3.         dialek Bagelen
4.         dialek Semarang
5.         dialek Pantai Utara Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati)
6.         dialek Blora
7.         dialek Surakarta
8.         dialek Yogyakarta
9.         dialek Madiun
10.     dialek Banyumasan (Ngapak)
11.     dialek Tegal-Brebes


8.      Lagu Daerah

Adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Bentuk lagu ini sangat sederhana dan menggunakan bahasa daerah atau bahasa setempat. Lagu daerah banyak yang bertemakan kehidupan sehari-hari sehingga mudah untuk dipahami dan mudah diterima dalam berbagai kegiatan rakyat.  Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname (NN). Menurut sifat dan keberasalannya lagu daerah dibedakan menjadi dua. Lagu rakyat dan Lagu klasik. Lagu rakyat yaitu lagu yang berasal dari rakyat di suatu daerah. Lagu rakyat tersebar secara alami yang disampaikan secara lisan dan turun-temurun. Contoh lagu rakyat yaitu lagu yang dipakai untuk pernikahan, kematian, berladang, berlayar, menenun, dsb.

Lagu klasik yaitu lagu yang dikembangkan di pusat-pusat pemerintahan rakyat lama seperti ibikota kerajaan atau kesultanan. Lagu klasik dinilai lebih agung dibandingkan lagu rakyat saat pembawaannya. Ini disebabkan karena lagu klasik memiliki fungsi yang lain, yaitu diterapkan pada upacara-upacara adat kerajaan.
Fungsi lagu daerah banyak sekali. Diantaranya..
1)        Upacara Adat.
Di Sumba sebagai pengiring roh dalam upacara Merapu dan musik angklung dalam upacara Seren Taun (panen padi) di Sunda.
2)        Pengiring tari dan pertunjukan
Lagu lagu langgam yang dipadu dengan gamelan di jawa dipakai untuk mengiringi pementasan tari Serimpi di jawa tengah. Bisa juga dipakai unuk pertunjukan wayang kulit, kethoprak, ludruk, drama dsb.
3)        Media Bermain
Contohnya cublak cublak suweng dari Jawa Tengah, ampar ampar pisang di Kalimantan Selatan, dan pok ame ame dari Betawi.
4)        Sebagai media komunikasi
Pertunjukan musik atau lagu di suatu tempat dapat dipakai media komunikasi secara tidak langsung yang ditandakan dengan banyaknya orang yang melihat pertunjukan.
5)        Sebagai media penerangan
Kini lagu dalam aneka iklan layanan masyarakat maupun lagu populer dipakai sebagai media penerangan. Contohnya lagu tentang pemilu, imunisasi, juga lagu bernafaskan agama menjalankan fungsi ini.
Contoh lagu – lagu daerah nusantara sangat banyak sekali. Sesuai daerahnya masing masing, mengingat Indonesia memiliki banyak daerah sehingga banyak kebudayaan yang timbul di setiap-setiap daerah tadi. Mulai dari Sabang sampai Merauke, pulau Miangas sampai pulau Rote. Berikut beberapa contoh lagu daerah dari berbagai daerah di Indonesia.

Lagu Jawa Tengah / JaTeng
a.       Bapak Pucung
b.      Dhondhong Apa Salak
c.       Gambang Suling

9.      Makanan Dan Minuman Khas

Masakan Jawa adalah masakan khas yang berasal dari pulau Jawa, kecuali Jawa Barat yang mempunyai kekhasan khusus sebagai Masakan Sunda. Masakan Jawa tersedia di Warung Tegal. Masakan Jawa tempe menjadi masakan internasional dan menjadi satu satunya masakan Indonesia yang tidak terpengaruh oleh masakan Tionghoa, masakan India, atau masakan Arab.
Berikut adalah makanan khas yang terdapat di Jawa Tengah, menurut kabupaten/kota:
·  Banjarnegara: dawet ayu, buntil
·  Blora: Sega Pecel, sate ayam blora, soto ayam blora, tahu campur
·  Boyolali: marning (jagung goreng), paru goreng, Brem cap suling gading, krupuk rambak
·  Wonogiri: gaplek, tiwul, cabuk
·  Wonosobo: mie ongklok, sagon, tempe kemul, geblek, wedang ronde, manisan carica, keripik jamur, dendeng gepuk

Berikut Minuman Khas
·  Sekoteng
·  Wedang Horok-Horok
·  Kopi Dapur Kuat
·  Kopi Tempur
·  Wedang Pekak
·  Adon-Adon Coro
·  Es Gempol / Pleret
·  Dawet Jepara

10.  Agama
Sebagian besar penduduk Jawa Tengah beragama Islam dan sebagian masih mempertahankan tradisi Kejawen yang dikenal dengan istilah abangan. Agama lain yang dianut adalah Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, dan puluhan aliran kepercayaan. Penduduk Jawa Tengah dikenal dengan sikap tolerannya. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi dengan populasi umat Kristen dan Katolik terbesar di Indonesia. Sebagai contoh di daerah Muntilan, Kabupaten Magelang banyak dijumpai penganut agama Katolik, dan dulunya daerah ini merupakan salah satu pusat pengembangan agama Katolik di Jawa. Di lain daerah, suatu desa di kecamatan Sumpiuh, Banyumas, 100% penduduknya beragama Islam. Terdapat pula orang-orang keturunan Yahudi dan menganut agama Yahudi di Jawa Tengah yang jumlahnya sangat sedikit sekali. Mereka ada di wilayah Semarang, Cilacap, Solo, dan Brebes. Mereka umumnya adalah Yahudi keturunan Belanda pada zaman colonial



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Suku Jawa yang berada di daerah Jawa Tengah merupakan suku yang memiliki berbagaikebudayaan, mulai dari adat istiadat sehari-hari, kesenian, acara ritual, dan lain-lain.Semua itu membuktikan bahwa suku Jawa merupakan suku yang kaya akan budaya daerah

Saran

Budaya daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan nasional, maka segala sesuatuyang terjadi pada budaya daerah akan sangat mempengaruhi budaya nasional. Atas dasar itulah, kita semua mempunyai kewajiban untuk menjaga, memelihara dan melestarikan budaya baik budaya lokal atau budaya daerah maupun budaya nasional, karena budayamerupakan bagian dari kepribadian bangsa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar