Selasa, 16 September 2014

Hadits maqtu'



HADITS MAQTU’


Hadits maqthu’ ialah :

  ما جاء  عن تا بعىّ من قوله او فعله موقوفا عليه سواء  اتصل سنده أم لا 
               
"ialah perkataan atau perbuatan yang berasal dari seorang tabi’iy serta dimauqufkan padanya baik sanadnya bersambung maupun tidak 
"
Contoh hadits maqthu ialah perkataan Haram bin Jubair, seorang Tabi’iy besar,ujarnya:

المؤمن إذا عرف ربه عز و جل أحبه وإذا أحبه أقبل إليه

“Orang mukmin itu bila telah mengenal Tuhannya ‘Azza wa Jalla niscaya ia mencintai-Nya, dan bila ia mencintai-Nya Allah menerimanya.”

Al maqthu’ artinya yang diputuskan atau yang terputus. Hadis maqthu’ menurut istilah yaitu perkataan dan perbuatan yang disandarkan kepada tabi’in atau orang yang dibawahnya baik bersambung sanadnya atau tidak bersambung. Dan perbedaan diantara hadis maqthu’ dengan hadis munqathi adalah bahawasanya hadis maqthu’ adalah bagian dari sifat matan sedangkan hadis munqathi’ bagian dari sifat sanad. 
 Hadis maqthu’ ialah perkataan atau perbuatan yang berasal dari seorang tabi’in serta dimauqufkan padanya, baik sanadnya bersambung maupun tidak. Hadis maqthu’ dikatakan dalam lapangan pembahasan matan yakni matannya tidak dinisbatkan kepada Nabi Muhammad SAW atau sahabat-sahabat.
 Hadis yang maqthu’ itu dari perkatan tabi’in dan orang yang dibawahnya dan bisa jadi sanadnya bersambung sampai kepadanya sedang yang munqathi’ sanadnya tidak bersambung dan tidak ada kaitannya dengan matan. Sebagian ulama hadis seperti Imam AS-Syafi’i dan At-Thabarani menamakan Al-Qaqthu’ dengan Al-Munqathi’ yang tidak bersambung sanadnya ini adalah istilah yang tidak popular. Hal itu terjadi sebelum adanya penetapan istilah-istilah dalam ilmu hadis kemudian menjadi istilah Al-Maqthu’ sebagai pembeda untuk istilah Al-Munqathi’.


Macam-Macam Hadis Maqthu'
  1. Al-Maqthu’ Al-Qauli (yang berupa perkataan) : seperti perkataan Hasan Al-Basri tentang shalat di belakang ahli bid’ah, “Shalatlah dan dialah yang menanggung bid’ahnya”.
  2. Al-Maqthu’ Al-Fi’li (yang berupa perbuatan) : seperti perkataan Ibrahim bin Muhammad Al-Muntasyir, “Adalah Masruq membentangkan pembatas antara dia dan keluarganya dan menghadapi shalatnya dan membiarkan mereka dengan dunia mereka”.
Hukum Hadis Maqthu'
Hadis maqthu’ secara umumnya dihukum sebagai hadis dhai’if dan tidak bisa dijadikan hujjah karena ia hanyalah kata-kata atau perbuatan tabi’in. Maka pada hadis ini tidak bisa digunakan untuk menjadikan dalil bagi sesuatu hujjah.


Tempat-Tempat yang Diduga Terdapat Hadits Mauquf dan Maqthu’
Kebanyakan ditemukan hadits mauquf dan maqthu’ dalam :
1 Mushannaf Ibnu Abi Syaibah.
2. Mushannaf Abdurrazzaq.
3. Kitab-kitab tafsir : Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan Ibnul-Mundzir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar